Prolog

Hari senin—seharusnya semua siswa SMA Pelita Harapan sibuk di kelas mereka masing - masing. 


Tapi tidak dengan keempat siswa yang sering di puja - puja di sekolah mereka. Mereka berempat hanya duduk berdiam diri.


Sibuk dalam pikiran nya masing - masing sampai salah satu dari mereka mengangkat suara nya.


"Sekarang lo semua jujur ke gue, Kemarin siapa aja yang lihat Giselle?"


"Terakhir gue lihat dia di aula rumah lo waktu puncak acara kemarin, dia ngelihatin lo sampai segitu nya"


"Ale." 


Perempuan yang dipanggil Ale memutarkan bola mata nya dengan malas seolah dia tidak tertarik dengan apa yang sedang mereka bahas.


"Lo ngapain sih bahas Giselle, sekolah aja udah tutup kasus itu."


"Kaina—"


"Lagian kita juga beruntung kan? Giselle meninggal dan sekarang peringkat kita bisa naik."


"Itu karena dia meninggal dirumah gue bangsat! Gue gak mau anak sekolahan jadi curiga ke kita semua karena kita dari dulu musuhan sama dia!"


Baiklah, kesabaran seorang Nathan sudah habis. Sejak satu jam yang lalu mereka sudah berkumpul di sini dan pertanyaan Nathan seolah - olah diabaikan begitu saja.


Ale berdiri dari tempat duduknya, berjalan kearah Nathan yang masih terpancar tatapan emosi nya.


Ale berhenti di depan Nathan, menghela nafas nya sesaat lalu merapikan kerah baju Nathan yang sedikit berantakan.


Mata nya menatap ke arah mata Nathan seolah dia ingin Nathan fokus pada dirinya saat ini.


Ale tersenyum lalu membuka mulutnya dengan santai, "Lo—bukan orang yang bunuh Giselle kan?"





Find next story on wattpad !

Wattpad link here !










Komentar

Posting Komentar